Nama lengkap :
Julukan : Pompey
Didirikan : 1898
Lapangan :
Kapasitas : 20.220
Ketua : Alexandre Gaydamak
Manajer : Harry Redknapp
Liga : English Premier League
2005-06 : Peringkat ke-17 English Premier League
Sejarah
Portsmouth FC dibentuk pada 5 April 1898 oleh John Brickwood, seorang pengusaha bir lokal dan Frank Brettel. Brickwood kemudian menjadi chairman dan Brettel menjadi manager pertama
Debut
Perang Dunia II lagi membuat semua kegiatan kehidupan terganggu, termasuk juga sepakbola. Pompey sebagai pemenang terakhir harus menyimpan baik-baik Piala FA selama perang sampai Piala FA mulai dipertandingkan kembali pada musim 1945-1946.
Pasca Perang Dunia
Kompetisi liga Inggris dimulai kembali musim 1946-1947. Musim 1948-1949, Porstsmouth telah menjadi klub unggulan, mereka bahkan difavoritkan untuk menjadi tim pertama di abad 20 yang bisa mengawinkan gelar juara liga dan Piala FA dalam semusim.
Pada kenyataannya, Pompey gagal di semifinal Piala FA namun tidak demikian untuk liga. Di liga, mereka tak terbendung untuk menjuarainya dengan mulus. Di musim itu juga tercatat rekor penonton di kandang sebanyak 51.385 orang yang masih bertahan sampai sekarang.
Tahun berikutnya mereka mempertahankan gelar juara liga dan menjadi tim kelima di Inggris yang bisa mempertahankan gelar juara liga pasca Perang Dunia II. Pompey mulai mundur perlahan walaupun pada musim 1954-1955 mereka masih sanggup untuk duduk di posisi ke-3, dan puncaknya adalah kala mereka terdegradasi ke divisi 2 pada tahun 1959.
Periode 1960-2001
Pompey antara tahun 1960 sampai hampir 3 dekade ke depan benar-benar terperosok ke jurang divisi bawah. Kesulitan finansial yang nyaris menyebabkan bangkrut juga mereka alami di tahun 1976, ujung-ujungnya pemain bintang dijual. Klub kemudian harus diperkuat pemain-pemain muda tak berpengalaman dan ditangani manager debutan. Konsekuensinya, mereka terdegradasi sampai ke divisi 4 dua tahun berikutnya.
Pompey baru berhasil mencapai divisi satu lagi pada tahun 1987, kala mereka ditanganioleh Alan Ball. Sayangnya kala musim 1987-1988 telah separuh jalan, Portsmouth kembali dilanda kesulitan dana yang membuat mereka langsung terdegradasi lagi ke divisi 2. Musim panas 1988, chairman Pompey John Deacon menjual klubnya kepada pengusaha London yang juga mantan chairman QPR, Jim Gregory.
Pada musim panas 1996, Terry Venables datang ke Portsmouth sebagai konsultan, dan tidak beberapa lama kemudian Venables jua yang membeli Portsmouth hanya dengan harga £1. Kala itu mereka masih berada di divisi 2 dan kas klub memang berada di posisi mengkhawatirkan. Akhirnya, pada Mei 1999, Milan Mandaric (inset) datang untuk menyelamatkan klub. Mandaric pun mulai menginvestasikan uangnya demi kemajuan klub.
Harry Redknapp I, Velimir Zajec & Alain Perrin
Harry Redknapp, mantan manager West Hamyang sukses besar membina pemain-pemain muda menjadi bintang (Rio Ferdinand, Frank Lampard, Joe Cole dll.), dikontak Mandaric untuk menjadi direktur sepakbola
Di Premiership, Portsmouth tampil cukup baik dan bisa bertahan di divisi dengan iklim persaingan sangat ketat. Pompey menduduki peringkat ke 13 Premiership. Namun saat itu muncul perselisihan paham antara Redknapp dengan pemilik klub, Milan Mandaric. Mandaric kurang menyukai penunjukan Jim Smith oleh Redknapp sebagai asisten manager, Redknapp pun kemudian tidak menyukai keputusan Mandaric untuk mendatangkan Velimir Zajec sebagai Direktur Sepakbola Portsmouth. Puncaknya adalah Redknapp mengundurkan diri pada November 2004, Southampton yang sedang mencari manager kemudian langsung memanfaatkan situasi dengan mengontak Redknapp untuk menjadi manager mereka. Redknapp pun menerima pinangan klub yang notabene merupakan musuh bebuyutan dari Pompey. Ia resmi menjadi manager Southampton hanya selang beberapa minggu ia mundur dari Portsmouth.
Sepeninggal Redknapp, Mandaric lantas menunjuk Direktur Sepakbola mereka, Valimir Zajec, untuk menjadi caretaker posisi manager yang lowong. Lima bulan kemudian Mandaric mendatangkan Alain Perrin, mantan manager Marseille, untuk menjadi manager dan Zajec dikembalikan ke posisinya semula sebagai Direktur Sepakbola. Musim 2004-2005, Portsmouth yang ditangani Perrin hanya di saat-saat terakhir liga, bertahan di Premiership setelah duduk di posisi 16. Memasuki musim 2005-2006, pada bulan Oktober 2005 justru Zajec yang menyatakan mundur dari posisi Direktur Sepakbola Portsmouth. Sebulan kemudian tepatnya 24 November 2005, giliran Perrin yang dipecat karena Portsmouth tampil begitu mengecewakan, hanya mampu menang 4 kali dari 20 laga.
Harry Redknapp II & Kedatangan Gaydamak
Posisi Portsmouth saat pemecatan Perrin sudah cukupmengkhawatirkan, hanya sedikit
diatas zona degradasi. Di lain pihak, hubungan Harry Redknapp dengan chairman Southampton, Rupert Lowe, saat itu pun sedang tidak harmonis menyangkut masalah penunjukan Sir Clive Woodward sebagai staff pelatih di luar persetujuan Redknapp. Seperti yang diperkirakan media Inggris, pada 7 Desember 2005, Redknapp akhirnya benar-benar menyeberang kembali ke klub rival yang juga bekas klub asuhannya sebelum pindah ke Southampton. Unik memang perjalanan karier Redknapp sebagai manager. Saat itu bintang keberuntungan Portsmouth memang sedang bersinar terang, karena selain kembalinya Redknapp mereka pun pada Januari 2006 resmi dibeli oleh pengusaha kaya Rusia berdarah Yahudi, Alexandre Gaydamak (inset). Kedatangan Gaydamak seakan memberikan harapan baru akan prestasi di masa mendatang. Portsmouth pun mulai melaju dengan kencang untuk bangkit dari papan bawah dan duduk di posisi ke 9 di akhir musim. Posisi tertinggi yang pernah diraih Portsmouth sejak tahun 1950.
Bulan Oktober 2007, Redknapp menandatangani kontrak baru yang baru berakhir tahun 2011. Bulan Januari 2008, Redknapp sempat diisukan kencang akan menduduki kursi manager Newcastle United yang lowong sejak ditinggalkan Sam Allardyce, namun Redknapp membantah dengan tegas dan tetap berkomitmen penuh pada Portsmouth. Musim 2007-2008 ditutup Portsmouth dengan posisi 8, peningkatan di banding tahun sebelumnya. Dan di Piala FA, Portsmouth membuktikan potensi hebatnya dengan menjuarainya setelah mengalahkan tim kejutan,Cardiff City, 1-0 di final. Dengan demikian Portsmouth berhak mengikuti Piala UEFA tahun depan, keikut sertaan mereka yang pertama kali di ajang kompetisi Eropa.
0 komentar: